Info Terbaru 2022

Pengertian Literasi Lengkap (Hasil Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca)

Pengertian Literasi Lengkap (Hasil Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca)
Pengertian Literasi Lengkap (Hasil Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca)
Seminar Pembudayaan Kegemaran Membaca atau Literasi PENGERTIAN LITERASI LENGKAP (HASIL SEMINAR PEMBUDAYAAN KEGEMARAN MEMBACA)

Visiuniversal----Literasi secara etimologi berasal dari bahasa latin Littera yang mempunyai pengertian melibatkan sistem goresan pena yang menyertainya. Literasi ialah hak asasi insan yang mendasar dan pondasi untuk berguru sepanjang hayat. Hal ini penting sepenuhnya untuk pembangunan sosial dan insan dalam kemampuannya untuk mengubah kehidupan (UNESCO, 2015). Sebagai ulasan ludang keringh lanjut dalam goresan pena ini, akan memdiberikan pengertian literasi atau arti literasi secara sempit dan luas berdasarkan para pakar.

Pengertian Literasi

Literasi ialah suatu bentuk kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menulis, membaca dan menganalisis fenomena sosial dengan ilmu pengetahuan yang mendalam. Sedangkan pengertian budaya literasi ialah melaksanakan kudang keringasaan berfikir yang disertai dengan proses membaca, menulis, hingga balasannya apa yang dilakukan dalam segala proses kegiatan literasi akan membuat karya konkret yang mempunyai kegunaan bagi masyarakat.

Literasi ini sangatlah penting untuk dilakukan, alasannya dengan literasi ilmu pengetahuan akan ludang keringh diketahui fungsi dan manfaat yang didiberikan. Tanpa adanya literasi apa yang dituliskan oleh seseorang akan menjadi ambigu dan hanya dianggap sebagai opini semata (tanpa dasar). Sekomplitnya, baca; Pengertian Opini, Jenis dan Struktur Teks Opini Lengkap


Jenis-Jenis Literasi

Adapun dilihat dalam bentuknya, jenis serta macam literasi ini sendiri antara lain ialah sebagai diberikut;

Literasi Dasar

Jenis pertama ialah literasi dasar yang sanggup diartikan sebagai bentuk literasi masyarakat serta masyarakat umum dengan di dapatkannya dari proses berguru memabaca, menulis, serta menghitung jumlah rumus tertentu untuk menuntaskan masalah-masalah.
Literasi Perpusataan

Macam kedua ialah literasi perpusatakaan yang sanggup dilakukan secara mendalam dalam sebuah artikel ilmiah untuk memperjelas serta menemukan teori-teori yang mendukung. Litarsi ini tinggatannya ludang keringh tinggi dibandingkan dengan tindakan literasi dasar. 


Literasi Sains

Jenis kedua ialah bentuk literasi sains. Pengertian literasi sains ialah suatu penggambaran literasi  dalam masyarakat dengan diperoleh dari bentuk-bentuk ilmu sains, dengan mengunakan pendekatan serta kajian dalam pendidikan.


Pengertian Literasi berdasarkan Para Ahli

Pengertian Literasi ialah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi dikala melaksanakan proses membaca dan menulis. Dalam perkembangannya, definisi literasi selalu berevolusi sesuai dengan tantangan zaman. Jika dulu definisi literasi ialah kemampuan membaca dan menulis. Saat ini, istilah Literasi sudah mulai dipakai dalam arti yang ludang keringh luas. Dan sudah merambah pada praktik kultural yang berkaitan dengan duduk kasus sosial dan politik.

Definisi gres dari literasi mengatakan kerangka pikir gres dalam upaya meartii literasi dan pembelajaran nya. Kini ungkapan literasi mempunyai banyak variasi, menyerupai Literasi media, literasi komputer, literasi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. Hakikat ber-literasi secara kritis dalam masyarakat demokratis diringkas dalam lima verba: memahami, melibati, menggunakan, menganalisis, dan mentransformasi teks. Ketiruananya merujuk pada kompetensi atau kemampuan yang ludang keringh dari sekedar kemampuan membaca dan menulis.

Sedangkan pengertian para pakar mengenai arti literasi antara lain sebagai diberikut;

Goody (1999)

Menurutnya, pengertian literasi dalam arti sempit ialah kemampuan untuk membaca dan menulis yang dilakukan seseorang dalam menggambar fenomana sosial secara ilmiah. Bisa dalam fungsinya dengan mencantumkan sumber pusata yang relefan dalam sebuah penelitian. Sekomplitnya, baca; Pengertian Penelitian, Kegunaan, Syarat, Cara Berfikir, dan Sikapnya Menurut Ahli

Alberta (2009)

Menurutnya, arti literasi bukan hanya sekedar kemampuan untuk membaca dan menulis namun menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang sanggup membuat seseorang mempunyai kemampuan berpikir kritis, bisa memecahkan kasus dalam banyak sekali konteks, bisa berkomunikasi secara akibattif dan bisa berbagi potensi dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat).

Kern (2000)

Menurut Kern, Pada dasarnya terdapat tujuh prinsip pendidikan yang dipergunakan para ilmuan untuk memperjelas literasi. Prinsip ini sendiri antara lain: literasi melibatkan interpretasi, kolaborasi, konvensi,pengetahuan kultural, pemecahan masalah, releksi dan refleksi diri, serta penggunaan bahasa.

Cordon (2003)

Mengungkapkan, definisi literasi ialah sumber ilmu pengetahuan yang menyenangkan yang bisa membangun imajinasi ilmuan lainnya untuk menjelajah dunia dan ilmu pengetahuan secara luas berdasarkan pada refrensi yang memdiberi arti.

Wells (1987)

Berpendapat bahwa pengertian literasi ialah umenyatakan terdapat empat tingkatan dalam literasi yaitu: literasi performatif (literacy performative), literasi fungsional (literacy functional). Literasi informasi (Literacy informational) dan literasi epistemik (literacy epictemic).

Jeanne R et al (2007)

Menurutnya, bahwa ada tiga tahapan yang sanggup diamati dalam perkembangan literasi seseorang. Perkembangan ini muncul sebab faktor motivasi instrinsik penerima didik yaitu: menentukan membaca dan menulis, menemukan kesenangan dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan literasi, sadar menerapkan pengetahuan untuk ludang keringh dalam memahami dan menulis teks.

Irene dan Gay (2001)

Mengatakan bahwa skor-skor literasi yang berkelas tergambar dari kadab siswa berhasil menerapkan apa yang telah mereka pelajari dan dituangkan kedalam goresan pena mereka sendiri. Siswa secara eksklusif dalam mengenal dunia pendidikan sudah memahami istilah ini.
National Literacy Forum (2014)

Menyatakan bahwa ada empat  cara yang harus dilakukan dalam membangun literasi yang universal yaitu: meningkatkan kemampuan bahasa semenjak dini di rumah dan dalam pendidikan non formal, ludang keringh  mengakibattifkan pembelajaran yang sanggup menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis di sekolah.

Seperti dengan adanya terusan untuk membaca dan acara yang membuat anak merasa bahagia melaksanakan kegiatan literasi, membuat kerjasama antara sekolah, lingkungan, keluarga dan lingkungan kerja untuk sanggup mendukung budaya literasi.

NAEYC (1998)

Menurutnya, literasi ialah suatu kegiatan yang bisa mendorong bawah umur berkembang sebagai pembaca dan penulis sehingga hal ini sangat membutuhkan interaksi dengan seseorang yang menguasai literasi.

Dari 9 pengertian literasi berdasarkan para pakar diatas sanggup dikatakan jikalau dalam menumbuhkan motivasi anak untuk menyayangi kegiatan literasi dibutuhkan pemberian pendidik dalam hal ini guru, orangtua dan masyarakat yang berkolaborasi menjadi satu.

Hal ini sejajalan dengan Schelling (2003) yang menyatakan pendidik harus menjadi semakin sadar akan pentingnya memdiberikan motivasi keaksaraan, khususnya yang berkaitan dengan kemajuan siswa dalam berbagi tingkat tinggi kepakaran literasi mereka.

Menurut kamus online Merriam-Webster, Literasi berasal dari istilah latin ‘literature‘ dan bahasa inggris ‘letter‘. Literasi merupakan kualitas atau kemampuan melek huruf/aksara yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Namun ludang keringh dari itu, arti literasi juga meliputi melek visual yang artinya “kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (adegan, video, gambar).”

National Institute for Literacy, mendefinisikan Literasi sebagai “kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan kasus pada tingkat kepakaran yang diharapkan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.” Definisi ini meartii Literasi dari perspektif yang ludang keringh kontekstual. Dari definisi ini terkandung arti bahwa definisi Literasi tergantung pada keterampilan yang dibutuhkan dalam lingkungan tertentu.

Education Development Center (EDC) menyatakan bahwa Literasi ludang keringh dari sekedar kemampuan baca tulis. Namun ludang keringh dari itu, Literasi ialah kemampuan individu untuk memakai segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya. Dengan pemahaman bahwa literasi meliputi kemampuan membaca kata dan membaca dunia.

Menurut UNESCO, pemahaman orang wacana arti literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian aksejukik, institusi, konteks nasional, skor-skor budaya, dan juga pengalaman. Pemahaman yang paling umum dari literasi ialah seperangkat keterampilan konkret – khususnya keterampilan kognitif membaca dan menulis – yang terlepas dari konteks di mana keterampilan itu diperoleh dan dari siapa memperolehnya.

UNESCO menjelaskan bahwa kemampuan literasi merupakan hak setiap orang dan merupakan dasar untuk berguru sepanjang hayat. Kemampuan literasi sanggup memberdayakan dan meningkatkan kualitas individu, keluarga, masyarakat. Karena sifatnya yang “multiple Effect” atau sanggup memdiberikan jawaban untuk ranah yang sangat luas, kemampuan literasi membantu memberantas kemiskinan, mengurangi angka kematian anak, pertumbuhan penduduk, dan menjamin pembangunan berkelanjutan, dan terwujudnya perdamaian. Buta huruf, bagaimanapun, ialah halangan untuk kualitas hidup yang ludang keringh baik.
Tujuh Dimensi Pengertian Literasi



Literasi mempunyai tujuh dimensi yang berurusan dengan penggunaan bahasa.

1.Dimensi geografis meliputi tempat lokal, nasional, regional, dan internasional. Literasi ini bergantung pada tingkat pendidikan dan jejaring sosial.

2. Dimensi bidang meliputi pendidikan, komunikasi, administrasi, hiburan, militer, dan lain sebagainya. Literasi ini mencirikan tingkat kualitas bangsa dibidang pendidikan, komunikasi, militer, dan lain sebagainya.

3. Dimensi ketrampilan meliputi membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Literasi ini bersifat individu dilihat dari sepertinya kegiatan membaca, menulis, menghitung, dan berbicara. Dalam teradisi orang barat, ada tiga ketrampilan 3R yang lazim diutamakan menyerupai reading, writing, dan arithmetic.

4. Dimensi fungsi, literasi untuk memecahkan persoalan, mendapat pekerjaan, mencapai tujuan, berbagi pengetahuan, dan berbagi potensi diri.

5. Dimensi media, (teks, cetak, visual, digital) sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, begitu juga teknologi dalam media literasi.

6. Dimensi jumlah, kemampuan ini tumbuh sebab proses pendidikanyang berkelas tinggi. literasi menyerupai halnya kemampuan berkomunikasi bersifat relative.

7. Dimensi bahasa, (etnis, lokal, internasional) literasi singular dan plural, hal ini yang mengakibatkan monolingual, bilingual, dan multilingual. Kadab seseorang menulis dan berlitersi dengan bahasa dearah, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, maka ia disebut seseorang yang multilingual.


Literasi, Bahasa, dan Pendidikan

Seseorang melek huruf (dapat baca-tulis) bisa memahami tiruana bentuk komunikasi yang lain. Implikasi dari kemampuan literasi yang ia miliki ialah pada pikirannya. Literasi melibatkan banyak sekali dasar-dasar kompleks wacana bahasa menyerupai fonologi (melibatkan kemampuan untuk mendengar dan menginterpretasikan suara), arti kata, tata bahasa dan kelancaran dalam setidaknya satu bahasa komunikasi. Keterampilan ini menentukan tingkat yang dicapai oleh seorang individu.

Literasi memang tidak sanggup dilepaskan dari bahasa. Seseorang dikatakan mempunyai kemampuan literasi apabila ia telah memperoleh kemampuan dasar berbahasa yaitu membaca dan menulis. Jadi, arti dasar literasi sebagai kemampuan baca-tulis merupakan pintu utama bagi pengembangan arti literasi secara ludang keringh luas. Dan cara yang dipakai untuk memperoleh literasi ialah melalui PENDIDIKAN.

Pendidikan dan kemampuan literasi ialah dua hal yang sangat penting dalam hidup kita. Kemajuan suatu negara secara eksklusif tergantung pada tingkat melek huruf di negara tersebut. Orang berpendidikan diharapkan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.

Secara historis, Menurut Prof. Dr. Tarwotjo M.Sc sebagaimana dikutip oleh Asul Wiyanto dalam pengantar bukunya yang berjudul “Terampil Menulis Paragraf”, produk dari acara Literasi berupa tulisan, ialah sebuah warisan intelektual yang tidak akan kita temukan di zaman prasejarah. Dengan kata lain, apabila tidak ada tulisan, sama saja kita berada di zaman prasejarah. Tulisan merupakan bentuk rekaman sejarah yang sanggup diwariskan dari generari ke generasi, bahkan hingga berabad-abad lamanya.

Literasi, Tulisan dan Pendidikan

Sebagai acara Literasi, menulis ialah sebuah kegiatan mengungkapkan inspirasi atau gagasan secara tertulis. Orang yang melaksanakan kegiatan menulis disebut dengan penulis. Sedangkan hasil kegiatan menulis tersebut dinamakan tulisan. Sejarah mencatat bahwa yang menjadi benang merah antara zaman pra-sejarah dengan zaman sejarah ialah tulisan. Zaman pra-sejarah merupakan zaman di mana dikala itu belum ada tulisan, sehingga segala insiden dan fenomena yang terjadi kala itu tidak sanggup diketahui oleh generasi selanjutnya. Ditemukannya goresan pena sebagai bukti adanya peradaban Literasi di masa lampau merupakan babak gres dimulainya zaman sejarah.

Tulisan merupakan bukti dari jejak rekam sejarah peradaban insan yang berupa peristiwa, pengalaman, pengetahuan, pemikiran, dan ilmu pengetahuan. Tulisan sanggup menembus dan menelusuri lorong-lorong ruang dan waktu di masa lampau. Seandainya saja di zaman ini tak ada lagu goresan pena atau orang yang mau menulis, pasti kita akan kembali ke zaman pra-sejarah. Namun fakta nya, justru peradaban kita dikala ini sanggup dikatakan sebagai peradaban goresan pena atau peradaban teks. Terbukti dari banjir informasi yang kita terima setiap hari dari banyak sekali media baik cetak maupun elektronik, sebagian besar berbentuk teks atau tulisan. Singkat kata, goresan pena telah mengisi seluruh ruang kehidupan insan modern di era globalisasi menyerupai dikala ini.

Dalam dunia pendidikan khususnya, goresan pena mutlak diperlukan. Buku-buku pelajaran maupun buku bacaan yang lainnya merupakan sarana untuk berguru para penerima didik di lembaga-lembaga sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi tinggi. Tanpa goresan pena dan membaca, proses transformasi ilmu pengetahuan tidak akan sanggup berjalan. Hal ini mengatakan betapa pentingnya tulisan, budaya membaca, serta menulis di kalangan masyarakat. Oleh karenanya, kita harus terus berupaya mendorong serta membimbing para generasi muda termasuk pelajar dan mahasiswa untuk membudayakan kegiatan Literasi.


Demikianlah ulasan mengenai pengertian literasi, biar dengan adanya pemahaman ludang keringh wacana literasi ini sanggup memdiberikan wawasan sekaligus pengetahuan bagi setiap pembaca yang sedang mencari rujukan wacana arti literasi. Trimakasih.

Sumber: Dirangkum dari Materi Diskusi/Seminar Literasi Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca di Propinsi dan Kabupaten Kota. Puspenas Tahun 2018

Referensi:
http://www.unesco.org/new/en/education/themes/education-building-blocks/literacy/
http://www.unesco.org/education/GMR2006/full/chapt6_eng.pdf
https://www.edc.org/newsroom/articles/what_literacy
http://ezinearticles.com/?The-Need-For-Literacy&id=6945882

Advertisement

Iklan Sidebar