Info Terbaru 2022

Fungsi Agama/Religi, Dogma Dan Sikap Keagamaan Dalam Kehidupan

Fungsi Agama/Religi, Dogma Dan Sikap Keagamaan Dalam Kehidupan
Fungsi Agama/Religi, Dogma Dan Sikap Keagamaan Dalam Kehidupan
Visiuniversal---Warga mencar ilmu dan Siswa sekalian, dalam pembahasan kali ini kegiatan mencar ilmu kita akan menguraikan ihwal bagaimana fungsi Agama atau religi, kepercayaan dan sikap keagamaan. Diharapkan dengan pembahasan ini warga mencar ilmu dan siswa sanggup memahami mengapa agama  bagi individu sanggup menjado pembimbing hidup, mengatasi dalam kesukaran, dan memmemberikankan ketenangan batin ?, juga mengapa agama atau religi sanggup menjadi pengikat integrasi masyarakat?, Kalian juga sanggup memmemberikankan pola sikap ritual keagamaan yang mencerminkan kekerabatan insan dengan Sang Maha Pencipta dan kekerabatan insan dengan sesama insan !

A. Fungsi Agama/ Religi dalam Kehidupan 

Menurut Clifford Geertz, agama ialah sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, dan bertahan usang pada insan dengan membuat konsepsi-konsepsi yang bersifat umum ihwal eksistensi, dan membungkus konsepsi-konsepsi itu sedemikian rupa dalam suasana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu kelihatan sangat realistis.

Pertama, fungsi agama ialah pertama-tama memmemberikan keterangan. Agama mentasumsi pertanyaan-pertanyaan eksistensial, ibarat bagaimana asal mula dunia, bagaimana kekerabatan atnara insan dengan spesiesi lain serta kekuatan alam lainnya, mengapa insan mati, dan mengapa perjuangan insan sanggup sukses atau gagal.

Kedua, Agama memmemberikan pengesahan. Agama mendapatkan adanya kekuatan-kekuatan di dalam alam semesta yang mengendalikan dan menopang tata susila dan tata sosial masyarakat. Leluhur, roh, atau dewa-dewa memmemberikan pengakuan serta arti kepada perbuatan manusia. Dengan mengeramatkan peraturan-peraturan serta hubungan-hubungan yang diciptakan manusia, dengan memmemberikannya suasana kemutlakan dan kelanggeng dan kekalan, agama menempatkan diri sebagai sesuatu yang tak sanggup ditentang.

Ketiga, agama menambah kemampuan insan untuk menghadapi kelemahan kehidupannya - kematian, penyakit, kelaparan, banjir, dan kegagalan. Dengan memmemberikan pemberian psikologis waktu terjadi tragedi, kecemasan, dan krisis, agama memmemberikan kepastian dan arti bagi insan di dunia yang "dilihat secara naturalistis nampaknya penuh dengan hal-hal yang tidak sanggup diramalkan, berubah-ubah, peristiwa yang tragis". Agama juga menambah intensitas pengalaman bersama, intensitas pergaulan sosial.

B. Fungsi Agama/Religi bagi Individu

Agama memmemberikankan pegangan hidup bagi manusia, penganut agama akan dibimbing sesuai dengan ajaran-ajarannya, sehingga orang yang memegang teguh agamanya akan merasa berada dalam lindungan Tuhan YME, di dalam dirinya akan mendjapatkan ketenangan, sikap tidak akan merugikan orang lain, masyarakat, bahkan negara, sebab yakin bahwa sikap dan perbuatannya ada yang mengawasi, maka perbuatan jelek merupakan perbuatan yang dihentikan oleh agama. Karena itu, agama memmemberikankan isyarat terhadap sikap insan sebagai penganutnya melalui perintah-perintah yang harus dijalankan, berupa tindakan dan sikap seseorang dan hubungannya dengan orang lain, ataupun perintah dalam melaksanakan peribadatan, sehingga seseorang atau masyarakat menerima bimbingan agama dalam kehidupannya.

Manusia kadang-kadang tidak selalu sanggup mengatasi dan menuntaskan setiap permasalahan yang tiba kepada dirinya, adakalanya mengalah kepada keadaan yang demikian. Hal itu merupakan sifat insan yang mempunyai kelemahan-kelemahan dan keterbatasan, sehingga harus disadari bahwa ada yang ludang keringh kuasa dan sebagai rujukan asa untuk keluar dari dilema yang dihadapinya dengan jalan berdoa.

Di samping itu, insan sebagai makhluk sosial tidak sanggup hidup sendiri dan memerlukan insan lain dalam kehidupannya, maka untuk mengatasi dilema yang dihadapinya melalui adanya saling mengisi kehidupan, contohnya saling tolong menolong, kerja bakti,atau gotong royong. Dengan demikian, bahwa dalam menghadapi dilema kehidupan yang tidak sanggup diatasi sendiri, insan sanggup menyerahkan sepenuhnya kepada yang maha kuasa untuk dimemberikan jalan keluar dari dilema tanpa meninggalam dilema tersebut, atau dilema dalam kehidupan masyarakat sanggup dipecahkan gotong royong dengan insan lain, sebab insan sebagai makhluk sosial memerlukan insan lainnya.

Agama memmemberikankan ketenangan bagi insan dalam menjalankan kehidupan ini, ibarat dalam menghadapi permasalahan tanpa harus terjadinya kegelisahan yang sanggup merusak kesehatan jiwa. Karena melalui ketenangan dalam hidup dan berserah diri kepada Yang Maha Kuasa merupakan perjuangan untuk menghindari tekanan mental (frustasis), sebagai akhir banyaknya tuntutan kehidupan yang tidak sanggup dipenuhi. Karena itu, berserah diri sebagai kesadaran untuk sanggup mengekang dan mengendalikan setiap impian sesuai dengan kemampuan, yang sanggup diperoleh melalui agama.

Dari klarifikasi dan uraian di atas tentang Fungsi Agama/Religi bagi Individu, dapat ditarik  suatu kesimpulan bahwa fungsi agama bagi individu ialah sebagai pembimbing hidup, mengatasi dalam kesukaran, dan memmemberikankan ketenangan batin.


C. Fungsi Agama/Religi bagi Masyarakat 

Agama memmemberikankan pemberian psikologis dan memmemberikankan rasa percaya diri kepada pemeluknya dalam menghadapi segala macam kehidupan yang serba tidak menentu. Kegiatan keagamaan dan organisasi agama mempunyai efek luas terhadap masyarakat, sehingga merupakan suatu janji terhadap sikap atau amaliah, agam a tidak hanya sekedar kepercayaan masyarakat saja.

Agama berfungsi untuk mengintegrasikan masyarakat, baik dalam sikap lahiriah maupun bersifat simbolik (lambang upacara keagamaan, dll). kegiatan keagamaan (ritual) bertujuan memelihara keseimbangan masyarakat. Ritual menjadikan rasa kondusif secara individual maupun bagi masyarakat. Misalnya, cara orang berdoa atau doa gotong royong sebab menginginkan suatu keselamatan dan kesejahteraan.

Agama menyangkut aspek kehidupan manusia, terutama mengatur kekerabatan antar insan dan mengatur kekerabatan insan dengan Tuhannya. Manusia membutuhkan agama, sebab insan tidak sanggup mentasumsi tiruana tantangan yang terdapat di lingkungannya dan perlu adanya tuntunan rohani sebagai pegangan hidup.


Tantangan yang tidak sanggup diatasi dan dijangkau oleh kemampuan manusia, berasal dari lingkungan seperti, terjadinya longsor, banjir, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, kegagalan panen, dan lain-lain, sehingga untuk menghadapinya agama memmemberikankan pemberian berupa asa dan kekuatan mental untuk tegar dalam menghadapi cobaan dari Yang Maha Kuasa, semoga insan terus berusaha dan menambah keyakinan. Dengan demikian, kepada Yang Maha Kuasa insan menggantungkan asanya, sehingga agama menjadi kebutuhan sebab adanya beberapa faktor, antara lain:
  1. Eksistensi insan ditandai oleh rasa ketidak pastian dalam menghadapi alam
  2. Kemampuan insan untuk mengendalikan alam sangat terbatas, sehingga timbul konflik internal antara impian dan ketidak-berdayaan
  3. Manusia sebagai makhluk sosial dengan segala alokasi kelangkaan kemudahan sebab adanya perbedaan sumber daya alam, penilaian, dan norma hidup.
Dengan demikian, ketidakpastian, ketidakberdayaan, dan kelangkaan sumberdaya sebagai kebutuhan hidup manusia, mengakibatkan insan mencari tasumsiannya, sehingga insan mencari kekerabatan rohani dengan Yang Maha Kuasa, maka melalui agama sanggup diperoleh tasumsian tersebut. Oleh sebab itu agama mempunyai fungsi sebagai memberikankut :
  1. Agama menyajikan pemberian moral dan sarana penuh amarah, pelipur lara di ketika insan menghadapi ketidakpastian dan frustasi
  2. Agama menyajikan sarana kekerabatan transendental melalui amal ibadat yang menjadikan rasa hening dan bukti diri gres yang menyegarkan.
  3. Agama mengesahkan, memperkuat, memmemberikan legitimasi, dan mensucikan evaluasi dan norma masyarakat yang telah mapan, dengan membantu mengendalikan ketentraman, ketertiban, dan stabilitas masyarakat.
  4. Agama memmemberikankan baku evaluasi untuk mengkaji ulang penilaian-penilaian dan norma yang telah mapan.
  5. Agama memmemberikankan rasa indentitas diri dengan cara memeluk agama yang diyakininya.
  6. Agama memmemberikankan status gres dalam pertumbuhan dan siklus perkembangan individu melalui aneka macam upacara keagamaan.
Jadi Agama selain mengatur kekerabatan antar manusia, juga mengatur kekerabatan dengan Yang Maha Kuasa melalui ketaatan melaksanakan perintah dan menjauhi segala yang dilarang-Nya. Hubungan insan dengan Yang Maha Kuasa merupakan hal yang disadari dan disengaja.



D. Perilaku Ritual Keagamaan

Perilaku ritual keagamaan ialah sikap yang ditampilkan oleh orang yang memeluk suatu agama dan atau kepercayaan. Perilaku itu didasarkan pada beberapa latar belakang sebagai memberikankut:
  1. Manusia mulai sadar adanya konsep ruh/jiwa
  2. Manusia mengakui adanya aneka macam tanda-tanda yang tak sanggup dijelaskan dengan akal
  3. Keinginan insan untuk menghadapi aneka macam krisis yang senantiasa dialami insan dalam daur hidupnya
  4. Kejadian-kejadian luar biasa yang dialami insan di alam sekelilingnya.
  5. Adanya getaran (emosi) berupa rasa kesatuan yang timbul dalam jiwa insan sebagai warga dari masyarakatnya
  6. Manusia mendapatkan firman dari Tuhan
Perilaku ritual keagamaan diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu :
Pertama, kekerabatan insan dengan Sang Maha Pencipta, ibarat menjalankan segala pemerintah Tuhan dan menjauh segala larangannya, dan 
Kedua, kekerabatan insan dengan insan lainnya, ibarat berbuat baik sesama manusia, saling tolong menolong, saling hormat menghormati, dan lain-lain.

Demikian ihwal fungsi Agama/religi, kepercaayaan dan sikap keagamaan dalam kehidupan ini, semoga memberi manfaat sebagai materi mencar ilmu dan menambah pengetahuan kita ihwal Agama/religi, kepercayaan. Semoga memberi manfaat.


Baca sekomplitnya di sini !!
Advertisement

Iklan Sidebar